Rabu, 01 Juni 2011

LABORATORIUM


BAB  I
PENDAHULUAN

A.   GAMBARAN UMUM LABORATORIUM RSUD RAHA KAB. MUNA  
1.   Sejarah Berdirinya RSUD Raha Kab. Muna
1.      Berdiri tahun 1917 yang dipimpin oleh seorang Mentri Kewarganegaraan Belanda.
2.      Tahun 1928 dipimpin oleh seorang dokter Suparjo yang dikenal pada tahun itu dokter  Jawa ( Tamatan Nederlanlanse in Laudse Aonzen school NIAS ).
3.      Tahun 1935 dipimpin oleh dokter Hyaman berkebangsaan Belanda.
4.      Tahun 1940 dipimpin oleh dokter Pang ing Ciang ( China )
5.      Tahun 1949 peralihan dan pemerintahan belanda ke Republik Indonesia yang dipimpim oleh dokter Post berkebangsaan belanda yang dibantu oleh 2 asistenya yaitu :

 
Ø  Schotanus  ( Belanda )
Ø  Malaha ( Indonesia suku ambon )
 6.  Tahun 1950 sampai dengan 1960 dipimpin oleh lemens (  Belgia )
 7. Tahun 1985 rehabilitas I yang diperkasai oleh Bupati Muna ( La ode   Rasyid, SH )
8. Tahun 1967 – 1970 dipimpin oleh Dokter Ibrahim Antar Nasution sampai dengan sekarang kepala RSUD
v  dr. Ahmad Suardi
v  dr. cecep trisna Kusuma
v  dr. Soraya Suradinata
v  dr. Sewang Aburaerah
v  dr. Made Samardi
v  dr. Muiyono Hamana
v  dr. Zamrud
v  dr. La ode Bariun
v  dr. Triyanto.S. Bialangi
v  dr. laode Munandar Hibi
v  dr. Waode Aswati
v  Hasdiman Maani SKM, M kes

RSUD Raha kab.Muna merupakan salah satu rumah sakit yang dijadikan lumpuan oleh akademi perawat untuk melakukan praktek dan kajian ilmiah bagi mahasiswa.

2.   Letak Geografis RSUD Raha Kab. Muna
RSUD Raha terletak di ibukota kabupaten tepatnya di jalan Sultan Hasanuddin No. 6 kelurahan Raha 1 kota Raha. Lokasi ini sangat strategis karena mudah dijangkau dengan kendaraan umum dengan batasan sebagai berikut ;

v      Sebelah utara       :     Jl. Basuki Rahmat
v      Sebelah Timur      :      Jl. Sultan Hasanuddin
v      Sebelah Selatan               :      Jl. La ode Pulu
v      Sebelah Barat                  :      Jl. Ir Juanda

3.   Tugas Pokok dan Fungsi RSUD Raha Kab. Muna
Tugas pokok dan fungsi RSUD Kab.Muna mengacu pada perda No. 18. Tahun 1999 tentang susunan organisasi dan tata kerja  RSUD adalah melakukan upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasil guna untuk mengutamakan penyembuhan pemulihan,  yang dilaksanakan secara serasi, terpadu,dengan upaya peningkatan serta pencengahan dan melaksanakan upaya rujukan.
Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana tersebut di atas RSUD yaitu :
a.                                      Menyelenggarakan Pelayanan Medik.
b.                                     Menyelenggarakan Pelayanan Penunjang Medik.
c.                                      Menyelenggarakan  Pelayanan dan Asuhan Keperawatan.
d.                                     Menyelenggarakan  Pelayanan Rujukan 
e.                                      Menyelenggarakan  Pendidikan dan Latihan
f.                                      Menyelenggarakan Pendidikan dan Pengembangan
g.                                     Menyelenggarakan Administasi Umum dan Keuangan

4.   Visi RSUD Raha Kab. Muna

a.       RSUD Kabupaten  Muna  menjadi pusat rujukan pelayanan kesehatan di Kabupaten Tahun 2007.
b.      RSUD Kabupaten Muna menjadi rumah sakit kabupaten terbaik di Sulawesi Tenggara Tahun 2007. 
            
5.        Ketenagaan Berdasarkan Jumlah dan Tingkat  Pendidikan Tahun 2008 s/d 2009

NO
N A M A
J U M L A H
KET.
P N S
KONTRAK
SUKARELA
I
MEDIS




1
2
3
4
Dokter Ahli Kandungan
Dokter Ahli Dalam
Dokter Gigi
Dokter Umum
1
1
1
6
0
0
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0

JUMLAH
9
2
0
0
II
PARAMEDIS KEPERAWATAN




1
2
3
4
5
6
7
S.I Keperawatan
D.III Keperawatan
D.III Anastesi
D.I & SPK Perawat
D.IV Bidan
D.III Bidan
D.I Bidan
8
37
1
34
1
9
11
0
1
0
4
1
0
0
0
4
0
1
0
0
0
7
37
0
1
0
0
0

JUMLAH
101
6
5
45
III
PARAMEDIS NON PERAWAT




1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
APOTEKER
S.I Farmasi
D.III Farmasi
Asisren Apoteker / Farmasi
S.II Kesmas
S.I Kesmas / SKM
D.III Kesling
D.I Kesling
D.IV Gizi
D.III Gizi
D.I Gizi
S.1 Kimia
D.III Laboratorium
D.I Tranfusi Darah
SMAK / Analis Laboratorium
D.III Tehnikel Gigi
D.III Perawat Gigi
D.III Rantoghen
D.III Fisiotraphi
D.III Elektro Medik
D.III Perekam Medik
3
0
0
3
1
2
1
1
2
4
0
0
2
1
4
1
2
2
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
3
0
0
0
0
0
0
0
0
1
3
0
0
0
0
0
1
1
1

JUMLAH
32
4
5
12
IV
TENAGA NON MEDIS / ADMINISTRASI




1
2
3
4
5
6
7
8
S.1 Sarjana Non Kesehatan
D.III Adminks
D.I Adminkes
D.III Sarmud Lainnya Non Kes
D.I Lainnya Non Kes
SLTA
SLTP
SD
2
0
0
0
2
23
2
2
0
0
0
0
0
0
0
0
1
3
0
0
0
8
1
2
1
2
1
2
0
4
0
0

JUMLAH
31
0
15
10
JUMLAH TENAGA





















































































B.   TUJUAN PRAKTEK  LABORATORIUM KLINIK

1.      Meningakatkan keterampilan dalam merencanakan, mempersiapkan, dan mengambil sampel/spesimen dalam rangka dalam mengadakan pemeriksaan.
2.      Meningakatkan - kanmotifasi tentang manfaat pemeriksaan laboratorium.
3.      Melatih pengembangan kerjasama dengan tenaga kesehatan, baik medis maupun pramedis.
4.      Melatih dan mengembangkan sikap dan keterampilan dalam memberikan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan laboratorium. 
            














                           


BAB II
PROSEDUR PEMERIKSAAN

A.   PENGAMBILAN SAMPEL
1.   Pengambilan Darah Vena
a.         Alat :
1.         Spoit
2.         Tourniquet
3.         Botol penampungan
4.         Kapas
b.             Bahan                   : Alkohol 7o %
c.             Cara kerja             :
1.           Diperhatikan pembuluh darah pada lipatan siku, dipilih yang paling besar dan paling jelas, biasanya  yang paling baik yaitu pada salah satu cabang yang membentuk huruf Y, tepat diatas percabangan.
2.           Diletakkan tangan pada pasien lurus diatas meja dengan telapak tangan menghadap keatas.
3.           Lengan diikat cukup erat dengan tourniquet untuk membentuk aliran darah, tetapi tidak boleh terlalu kencang sebab dapat merusak pembuluh darah.
4.           Pasien disuruh mengepal dan  membuka tangannya beberapa kali untuk mengisi pembuluh darah.
5.           Dalam keadaan tangan pasien masih mengepai ujung telunjuk kiri pemeriksaan mencari lokasi pembuluh darah yang akan ditusuk.
6.           Bersihkan lokasi tersebut dengan kapas alkohol dan biarkan kering.
7.           Peganglah semprit dengan tangan kanan dan ujung telunjuk pada pangkal jarum.
8.           Tegangkan kulit dengan jari telunjuk dan ibu jari kiri diatas pembuluh darah, supaya pembulh darah tidak bergerak, kemudian tusukkan jarum dengan sisi miring menghadap keatas dan membentuk sudut ± 250.
9.           Jarum dimasukkan sepanjang pembulah darah ± 1- 1 ½ cm.
10.       Dengan tangan kiri pengisap semprit ditarik perlahan-lahan sehingga darah masuk dalam semprit.
11.       Sementara itu kepalan tangan dibuka dan ikatan pembendung direngangkan atau dilepas sampai didapat sejumlah darah yang dikendaki.
12.       Letakkan kapas kering pada tempat tusukkan, jarum ditarik kembali.
13.       Pasien disuruh menekan bekas tempat tusukksn dengan kapas tersebut selama beberapa menit dengan tangan masih dalam keadaan lurus ( siku tidak boleh ditekuk ).
14.       Lepaskan jarum dari sempitnya dan alirkanlah kedalam botol melalui dinding.
d.      Kesalahan-kesalahan yang ditemukan :
1.      Menggunakan semprit dan jarum yang biasa
2.      Menggunakan ikat pembendung terlalu lama atau terlalu keras hingga darah lebih kental
3.      Terjadi bekuan dalam botol karena tidak tercampur secara baik dengan antikoagulan.
4.      Botol tidak bersih dan kering.

2.      Pengambilan Darah Kapiler
a.         Alat :
1.      Pipet
2.      Lanset/ Hemolet
3.      Kapas alkohol
4.      Objek glass
b.      Bahan            : alkohol  70 %
c.       Cara kerja      :
1.      Bersihkan ujung jari pasien dengan kapas alkohol 70 %, biarkan kering sendiri.
2.      Peganglah bagian yang akan ditusuk supaya tidak bergerak dan tekan sedikit.
3.      Tusuk dengan lancet steril sedalam 3 mm,darah harus keluar dengan sedikitnya tanpa harus diperas.
4.      Teteskan darah pertama dihapus dengan kapas kering dan teteskan berikutnya dapat dipergunakan untuk pemeriksaan lainnya dipergunakan kapas kering agar lubang bekas lancet tidak cepat menutup lagi dan darah yang keluar tidak melebar      
d. Kesalahan-kesalahan  yang ditemukan :
1.      Menggambil darah dari tempat yang mengalami gangguan peredaran darah, seperti penyempitan pembuluh darah,dan pelebaran pembuluh darah.
2.      Tusukkan kurang dalam sehingga darah harus diperas keluar.
3.      Kulit yang ditusuk masih basah oleh alcohol sehingga darh tersebut bukan saja diencerkan tetapi juga darah akan melebar diatas kulit sehingga sukar diisap.
4.      Teteskan darah pertama untuk pemeriksaan.
5.      Terjadi bekuan dalam tetesan darah karena terlalu lambat bekerja.
3.       Pengambilan Dahak
a.         Alat            
            Botol dengan syarat-syarat :
1.      Bermulut lebar
2.      Mempunyai tutup berulir
3.      Suci hawa
4.      Tidak mudah pecah
5.      Tidak bocor
6.      Bersih
7.      Sekali pakai buang
8.      Berlabel
b.         Cara kerja
Pengumpulan dahak ada tiga cara :
1.      Pengumpulan dahak semalam
2.      Pengumpulan dahak pagi hari
3.      Pengumpulan dahak sewaktu
Pengumpulan dahak yang baik adalah dahak pagi hari ataupun dahak semalam dengan jumlah yang terkumpul sebanyak           ± 3-5 ml setiap botol dahak.
Cara pengambilan dahak :
1.      Pasien disuruh kumur-kumur dahulu, kemudian sediakan wadah yang memenuhi syarat tersebut diatas
2.      Pasten  dalam posisi berdiri, tetapi bila tidak memungkinkan diminta dulu agar condong kedepan
3.      Pagi hari setelah bangun tidur biasanya rangsangan batuk sangat kuat tetapi penderita  dianjurkan untuk menahannya kuat-kuat tarik nafas dalam-dalam.
4.       Kemudian segera batukkan sekuat-kuatnya sampai merasakan dahak yang dibatukkan keluar dari dada bukan dari tenggorok.
5.       Bagi pasien yang sulit mengeluarkan dahak dapat diatasi dengan beberapa cara ;        
ü  Gelitik bagian anak lidah/batang tenggorokan dengan kapas lidi.
ü  Masukkan seline dingin sebanyak 5-10 ml atau air steril kedalam batang tenggorokan sedikit demi sedikit.
ü  Penderita menjemur diri dibawah matahari dengan posisi tidur telungkup diatas dipan gengan kedua tangan  jatuh bebas dan batuk kalau dada merata panas.
6.   Dahak yang keluar ditampung dalam wadah yang disediakan. Bersihkan bagian mulut botol kemudian baru ditutup (setelah diperiksa bahwa yang ditampung benar-benar dahak bukan ludah).
7.   Wadah diberi label yang berisi nama, alamat, tanggal pengambilan serta dokter pengirim.

B.   PEMBUATAN SEDIAAN / PREPARAT

1.   Pembuatan Sediaan Darah Tebal
a.          Alat :
1.      Objek glass
2.      Rak pewarna
3.      Rak pengering
4.      Pensil kaca
b.        Bahan          : Giemsa
c.         Cara kerja    :
1.      Letakkan objek glass dengan 1 tetes darah tadi diatas meja dengan tetesan darah menghadap keatas.
2.      Diambil objek glass yang lain, tempelkan ujungnya pada tetesan darah yang pertama dan lebarkan berlawanan arah jarum jam sampai diameter ±1 cm.
3.      Dibiarkan sampai kering diatas rak pengering kemudian beri nomor/kode pada sediaan bagian tepi.
4.      Letakkan objek glass diatas rak dengan tetesan darah disebelah atas, kemudian lakukan pemisahan hemoglobin dengan menuang aquades dan tunggu sampai terhemolisa, kemudian sisa aquades dibuang.
5.      Keringkan diudara
6.      Diencerkan larutan giemsa 3 tetes giemsa ; 1cc aquades.
7.      Letakkan sediaan diatas rak pewarna, kemudian pulas dengan larutan giemsa sampai semua sediaan tertutupi, biarkan sampai 8 menit.
8.      Tuang aquades atau air kran diatasnya sampai zat pewarna hilang
9.       Keringkan sediaan dengan cara meletakkan objek glass diatas rak penggering, dengan posisi miring dengan bagian yang dwarnai menghadap kebawah untuk mencengah melekatnya debu dan udara.







2.   Pembuatan Sediaan Darah Tipis
a.         Alat   :
1.        Objek glass
2.        Rak pewarna
3.        Rak pengering
4.        Kaca pengeser
5.        Pensil kaca
b.         Bahan   :
1.      Larutan metal alkohol
2.      Giemsa  
c.         Cara kerja      :
1.      Teteskan 1 tetes darah di atas objek gelas ± 2 cm dari tepi, letakkan objek tersebut diatas meja dengan darah sebelah kanan.
2.      Dengan tangan kanan, letakkan kaca penggeser disebelah kiri tetesan darah.
3.      Gerakan kekanan hingga menyentuh tetesan darah tersebut.
4.      Biarkan darah menempel dan menyabar rata dipinggir kaca penggeser.
5.      Segera geserkan kaca tersebut kekiri dengan sudut 30o-450, jangan menekan kaca penggeser tersebut kebawah.
6.      Biarkan sediaan tersebut kering diudara,lalu tulislah nama pasien, tanggal, pada bagian tebal dari sediaan dengan pensil kaca.
7.      Letakkan sediaan yang akan diwarnai dengan lapisan darah di atas. Kemudian fiksasi dengan metal alkohol selama 2 menit.
8.      Lalu warnai dengan larutan giemsa sampai semua sediaan tertutupi, biarkan sampai 8 menit.
9.      Siram dengan air mengalir, mula-mula pelan-pelan kemudian bersihkan sediaan dari I kotoran.
10.  Tarulah sediaan tersebut dengan posisi lurus lurus, keringkan diudara.
d.           Syarat preparat yang baik
1.      Panjang hapusan ±1/2-2/3.
2.      Harus ada bagian yang cukup tipis untuk diperiksa.
3.      Pinggir sediaan rata tidak berlubang dan bergaris-garis.
4.      Penyebaran lekosit harus merata, tidak berkumpul pada pinggir.
5.      Eritrosit saling berdekatan tapi tidak bertumpuk
6.      Fiksasi harus cukup lama, bila tidak maka kromatin dan inti akan larut.
7.      Tidak boleh mengandung endapan zat pewarna.

C.     PEMERIKSAAN HEMATOLOGI

1.        Hitung Jumlah Lekosit
a.          Prinsip
Darah diencerkan, lalu dihitung jumlah lekosit (sel darah merah ) yang ada dalam volume tertentu.
b.          Alat  :
1.      Mikroskop
2.      Tabung Reaksi
3.       Kamar hitung
4.      Cover glass
5.      Klinipet
c.         Bahan atau sampel                : Darah Vena/kapiler
d.         Reagan                                 : Larutan Turk
e.         Cara kerja
1.      Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2.      Dimasukkan 500 ul larutan turk dalam tabung reaksi.
3.      Ditambahkan 20 ul darah.
4.      Dicampur hingga homogen.
5.      Dengan menggunakan klinipet,campuran darah tersebut dimasukkan dalam kamar hitung yang telah dilengkapi dengan cover glass.
6.      Dihitung dibawah mikroskop dengan pembesaran 10x.
7.      Dihitung lekosit dalam 2 kotak besar.
8.      Hasilnya x factor pengenceran ( 130 ).
f.            Nilai normal    : 5000 – 10.000 /mm

2.        Hitung Jenis Lekosit

a.          Prinsip
Terdapat perbedaan daya serap sel darah terdapat sel asam.   
b.          Alat :
1.        Mikroskop
2.        Kaca objek
3.        Spoit 
c.          Bahan atau Sampel  :  Darah vena / Kapiler 
d.         Reagen         :
1.        Oil emersi
2.        Larutan giemsa 3 tetes : 1 cc aquades selama 6 menit.
3.        Larutan EDTA   

e.          Cara kerja     :
1.      Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2.      Dibuat preparat ( hapusan Darah tebal ) pada objek glass.
3.      Dikeringkan diudara.
4.      Diwarnai dengan giemsa 3 tetes giemsa : 1 cc aquades, selama 8 menit.
5.      Dibilas dengan air kran secara perlahan – lahan.
6.      Dikeringkan diudara.
7.      Diperiksa dibawah mikroskop dengan pembesaran 1oox
8.      Dihitung jenis lekosit secara siksa sampai sampai jumlah cukup 100
9.      Diperhatikan sel – sel muda atau preparat.   
f.         Nilai Normal
1.      Eosinofil                        :           1   –  3 %.
2.      Basofil               :           0   –  1 %.
3.      N.Batang           :           2   –  6  %.
4.      N.Segmen          :           50  –  70 %
5.      Limfosit             :           20  –  40 %
6.     Monosit             :           2    –  8  % 

3.        Hitung Jumlah Eritrosit
          Untuk menghitung jumlah eritrosit metode yang digunakan adalah metode perkiraan dengan menggunakan rumus.

      Jumlah Eritrosit   =           Jumlah Hemoglobin     x  1.000.000
                                3
      Nilai Normal                     :           4,0 – 5,0 juta /µl

4.        Hitung Jumlah Trombosit

a.       Alat :
1.        Objek gelas 
2.    Kaca pendorong / deck glass
b.      Bahan          : Darah vena / kapiler
c.       Reagen
1.        Larutan giemsa 3 tetes : 1 cc aquades
2.   Etanol
d.      Cara Kerja
1.      Disiapkan alat dan bahan yang di gunakan.
2.      Dibuat sediaan apusan darah tipis pada objek gelas.
3.      Dikeringkan di udara.
4.      Difiksasi dengan methanol.
5.      Diwarnai dengan giemsa 3 tetes : 1 cc aquades selama 8 menit.
6.      Dikeringkan di udara.
7.      Diamati di mikroskop dengan pembesaran 40x.
8.      Dihitung jumlah trombosit di dalam 1000 eritrosit.
e.       Nilai normal         :  150 000 – 400 000/m3

5.        Pemeriksaan LED/BBS

a.       Metode    : Westergren
b.      Prinsip
Darah yang sudah diberi antikoagulan bila didiamkan dalam waktu tertentu maka sel-sel darah akan mengendap. Dalam hal ini yang dihitung adalah waktu mengendapnya.
c.         Alat :
1.        Tabung westergren
2.        Rak westergren
3.        Pengisap
4.        Pencatatat waktu
5.        Spoit
6.        Botol kecil
d.      Bahan atau sampel        :  Darah Vena
e.       Reagen                        : Larutan EDTA
f.       Cara Kerja
1.      Disiapkan alat dan bahan yang digunakan.
2.      Diisap campuran darah EDTA ke dalam pipet westergren    sampai garis bertanda 0 mm.
3.      Dipasang tabung westergren pada rak westergren dengan  posisi tegak lurus.
4.      Dipasang pencacat waktu.
5.      Dibaca lapisan plasma pada jam pertama dari 0 sampai batas plasma dengan endapan darah.  
g.      Nilai Normal
Laki – laki        : 0 – 10 mm per jam
Wanita             : 0 – 20 mm per jam
Anak – anak     : 0 – 10 mm per jam


6.        Pemeriksaan Hemoglobin (Hb)

a.       Metode         :  Sahli
b.      Prinsip           :
Hemoglobin darah diubah menjadi asam hematin dengan adanya larutan HCl 0,1 N, lalu kadar dari asam hematin ini diukur dengan warna standar dengan mata biasa.
c.       Alat
Hemoglobinometer (hemometer) yang terdiri dari :
1.        Gelas berwarna sebagai warna standar.
2.        Tabung hemometer dengan pembagian skala putih 2 – 22.
3.        Pengaduk dari gelas.
4.        Pipet sahli sama yang merupakan kaspiler yang mempunyai   volume 20 ul.
5.        Kertas saring atau tissue
d.        Bahan            :    Darah  vena atau darh kapiler.  
e.         Reagen
1.      Aquades
2.      Larutan HCl 0,1 N
f.       Cara kerja
1.      Tabung hemometer diisi dengan larutan HCl 0.1 M sampai     tanda 2.
2.      Diisap darah kapiler /vena dengan pipet sahli sampai tanda 20 ul.
3.      Dihapus kelebihan darah yang melekat pada ujung luar pipet dengan kapas dengan hati – hati jangan sampai darah keluar dari pipet.sehingga darahnya keluar.
4.      Dimasukkan darah sebanyak 20 ul ini kedalam tabung yang berisi larutan HCl tadi tanpa menimbulkan gelembung udara.
5.      Dibilas pipet sebelum diangkat dengan jalan menghisap dari dalam pipet secara berulang – ulang ( 3 kali ).
6.      Ditunggu 3 menit untuk pembentukan asam hematin.
7.      Asam hematin yang terjadi diencerkan dengan aquades setetes demi setetes sambil diaduk dengan batang pengaduk dari gelas sampai didapat warna yang sama dengan warna standar.      
g.      Nilai normal
Laki – laki               :  14-18 gr/dl.
Wanita                    :  12-16 gr/dl

7.   Pemeriksaan Pembekuan Darah (CT / BT)
                      
a.         Alat   :
1.      Objek gelas.
2.      Jarum spoit
3.      Pencatat waktu.
b.         Bahan            :  Darah vena  
c.         Cara kerja
1.      Disiapkan alat dan bahan yang digunakan.
2.      Diambil darah sebanyak 1 tetes lalu diletakkan diatas objek gelas.
3.      Dinyalakan pencatat waktu.
4.      Dipancing adanya fibrin dengan jarum spoit sesering mungkin.
5.      Apabila terjadi benang fibrin pencatat waktu dimatikan lalu dibaca pada pencatat waktu tersebut.
d.        Nilai Normal : 1 – 7 menit.  
                  
D.    KIMIA DARAH

1.   Cholesterol
a.      Metode                       :  CHOP – PAP
b.         Prinsip
Kolesterol ditentukan setelah hidrolisa enzimatik dan oksidasi. Indicator kuinoneimine terbentuk dari hydrogen peroksida dan 4-amino antipiyrine dengan adanya phenol dan peroksidase.     
c.         Bahan pemeriksaan   : Serum, plasma heparin atau EDTA.
d.        Persiapan reagen
Reagen kerja dan standar siap pakai tanpa pengenceran
e.         Reagensia
1.      Reagen standar
2.      Reagen kerja atau reagen warna 
f.          Alat
1.      Tabung reaksi ukuran kecil.
2.      Rak tabung
3.      Klinipet
4.      Spektrofotometer tipe 5010
5.      Kapas 
g.         Prosedur kerja
1.      Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
2.      Program                            : 6 (C-S-BR)
Standar                             : 200
Panjang gelombang        : 546 nm
TEM                                  : off
Volume                             : 800 µl
Dely                                  : 4 s
Maks unit                      : 750
Unit                                 : mg/dl


BR
Standar
Sampel
Reagen
1000
1000
1000
Standar
-
10
-
Sampel
-
-
10
3.   Dicampur, diinkubasi selam
4.   Dibaca dengan menggunakan spektrofotometer dengan tipe 5010.
·         Zero isap aquades
·         RB diisap RB
·         Standar diisap standar
·         Sampel diisap sampel.  
h.     Nilai normal                : ≤ 220 mg/dl
Dicurigai                    : ˃ 220 mg/dl
Meningkat                  : ˃ 260 mg/dl

2.  Trigliserida

a.         Metode         : GPO – PAP
b.         Prinsip
Trigliserida ditentukan setelah hidrolisa enzimatik dengan lipase. Indikator quinineimine terbentuk dari hydrogen peroksida, 4-aminoantipyrine dan 4-chorophenol dibawah pengaruh katalisa peroksida.
c.         Bahan pemeriksaan
Serum, plasma heparin atau EDTA  
d.        Persiapan Reagen
Reagen kerja dan standar siap pakai tanpa pengenceran.
e.         Reagensia      :
1.      Reagen standar
2.      Reagen kerja atau reagen warna
f.          Alat               :
1.      Tabung reaksi ukauran kecil.
2.      Rak tabung
3.      Klinipet.
4.      Spektrofotometer tipe 5010
5.      Kapas 
g.         Prosedur kerja
1.      Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2.      Program                         :  6 (C-S-BR)
Standar                          :  200
Panjang gelombang       :  546 nm
TEM                               :  off
Volume                          :  800 µl
Dely                               :  4 s
Maks                              :  1000
Unit                                :  mg/dl



BR
Standar
Sampel
Reagen
1000
1000
1000
Standar
-
10
-
Sampel
-
-
10

3.  Dicampur, diinkubasi selam 10 menit.
4.  Dibaca dengan menggunakan spectrometer dengan 5010
·         Zero isap aquades
·         RB diisap RB
·         Standar diisap standar
·         Sampel diisap sampel
h.         Nilai normal              : ≤ 150 mg/dl
Dicurigai                   : ≤ 150 mg/dl
Meningkat                 : ≥ 200 mg/dl

3.        Glukosa
a.         Metode                     :  GOD – PAP  
b.         Prinsip
Glukosa ditentukan setelah oksidasi enzimatis dengan adanya glukosa oxidase. Hidrogen peroksida yang terbentuk bereaksi dengan adanya peroxidase dengan phenol serta 4-aminophenazone menjadi zat warna quinonemine berwarna violet.                      
c.         Bahan pemeriksaan
Serum, plasma heparin atau EDTA
d.        Persiapan Reagen
Reagen kerja dan standar siap pakai tanpa pengenceran
e.         Reagensia
        1.   Reagen standar
2.   Reagen kerja atau reagen warna
f.          Alat  :
1.      Tabung reaksi ukuran kecil
2.      Rak Tabung
3.      Klinipet
4.      Spektrofotometer tipe 5010
5.      Kapas
g.         Prosedur kerja
1.      Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
2.      Program                                     : 6 (C-R-BR)
Standar                                      : 200
Panjang gelombang                    : 546 mm
TEM                                           : off
Volume                                      : 800 ul
 Dely                                          : 4 s
 Maks unit                                  : 1000
 Unit                                           : mg/dl


BR
Standar
Sampel
Reagen
1000
1000
1000
Standar
-
10
-

3.   Dicampur,diinkubasi selama 3 menit
4.   Dibaca dengan menggunakan spektrofotometer dengan 5010
§  Zero isap aquades
§  RB diisap RB
§  Standar diisap standar
§  Sampel diisap sampel
h.   Nilai Normal
Gula darah sewaktu              : 70 – 100 mg/dl

4.   Creatinin
a.         Metode                :  Jaffe          
b.   Prinsip
Kreatinin dalam suasana alkali membentuk warna merah jingga dengan asam pikrat Abs. Dari kompleks warna ini proposional dengan kreatinine dalam sampel.
c.   Bahan pemeriksaan
Serum, plasma heparin atau EDTA
d.   Persiapan Reagen
R1  : Asam follat siap pakai.
R2  : Encerkan 1 bagian R2 + bagian aquadest
Buat reagen kerja 1 bagian R1 + 1 bagian R2 yang telah diencerkan.
e.   Reagensia
1.        Reagen kerja
2.        Reagen standar
f.   Alat
1.         Tabung reaksi ukuran kecil.
2.         Rak tabung
3.         Klinipet
4.         Spektrotometer tipe 5010
5.         Kapas. 
g.   Prosedur Kerja
1.        Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
2.        Program                                     :  10 (C-S- BR
         Standar                                         :  2,0
         Panjang gelombang                      :   492 nm.
         TEM                                             :   370C
         Volume                                         :   800 µl
         Dely                                              :   30 s
         Make unit                                     :   13.0
         Unit                                              :    mg/d



BR
Standar
Sampel

Reagen
1000
1000
1000
Standar
-
100
-
Sampel
-
-
100

3.   Dicampur, diinkubasi selama 30 detik
4.   Dibaca dengan menggunakan spektrofometer dengan 5010
·           Zero isap aquades
·           RB didsap RB
·           Standar diisap standar
·           Sampel diisap sampel        
h.   Nilai normal
Wanita          : 0,5 – 0,9 mg/dl.
Laki-laki       : 0,6 – 1,1 mg/dl

5.   GPT

a.       Metode
Obtimised standar method sesuai dengan rekomendasi dari asosiasi kimia klinik jerman ( DGKC ).
b.      Prinsip
c.       Bahan pemeriksaan
Serum,plasma heparin atau EDTA.
d.      Persiapan Reagen
R1   : 20 x 4 ml
R2   : 1x20
Larutkan 1 ml R2 kedalam 1 botol R1 (4 ml ),stabil 7 hari.
e.       Reagensi      : Reagen kerja
f.       Alat
1.         Tabung reaksi ukuran kecil
2.         Rak tabung
3.         Klinipet
4.         Spekrofotometer tipe 5010
5.         Kapas
g.      Prosedur Kerja
1.      Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
2.      Program                             : 11(kin/f/BR)
Faktor                                : -1745
Panjang gelombang           : 340 mm
TEM                                  : 37 c
Volume                              : 800 ul
Dely                                   : 30
Delta                                  : 6 s
Maks unit                           : 500
Unit                                   : u/l


BR
Sampel 1
Sampel 2
Reagen
1000
1000
1000
Sampel 1
-
100
-
Sampel 2
-
-
100

3.   Dicampur,diinkubasi selama 30 detik.
4.   Dibaca dengan menggunakan spekrofotometer dengan 5010.
§  Zero isap aquades
§  RB diisap RB
§  Sampel 1 diisap sampel 1
§  Sampel 2 diisap sampel 2
h.      Nilai Normal
Pria            : 0-42 u/l
Wanita       : 0-32 u/l

6.        GOT
a.         Metode
Obtimised standar method sesuai dengan rekomendasi dari asosiasi kimia klinik Jerman ( DGKC )
b.         Prinsip.
c.         Bahan pemeriksaan
Serum,plasma heparin atau EDTA
d.        Persiapan Reagen
R1   : 20x4 ml
R2   : 1x20
e.         Reagensi    : Reagen kerja
f.          Alat            :
a.       Tabung reaksi ukuran kecil
b.      Rak tabung
c.       Klinipet
d.      Spekrofotometer tipe 5010
e.       Kapas
g.  Prosedur Kerja
1.        Diisapkan alat dan bahan yang digunakan.
2.        Program          : 11 (kin/f/BR)
Faktor                                          : -1745
Panjang gelombang                     : 340 nm
TEM                                            : 37 c
Volume                                       : 800 µl
Dely                                            : 30
Delta                                           : 6 s
Maks unit                                    : 500
Unit                                             : µl


BR
Sampel 1
Sampel 2
Reagen
1000
1000
1000
Sampel 1
-
100
-
Sampel 2
-
-
100

3.        Dicampur, diinkubasi selama 30 detik.
4.        Dibaca dengan menggunakan spektrofotometer dengan 5010.
·         Zero isap aquades.
·         BR diisap BR.
·         Sampel 1 diisap sampel 1
·         Sampel 2 diisap sampel 2
h.  Nilai Normal       :  6- 30 µ/l  




7.        Asam Urat

a.     Metode     :   Enzimatic colorimetris

b.    Prinsip
Penentukan asam urat dengan reaksi uricase H202 yang terbentuk bereaksi dibawa katalisa perioksidase dengan 3,5 – dichloro – 2 – hidrosibenzenesulfonic acid dari 4 – Aminophenazon membentuk quinoneimine warna merah violet sebagai indicator.
c.     Bahan pemeriksaan
Serum, plasma heparin atau EDTA
d.    Persiapan Reagen
      Reagen kerja dan standar siap pakai tanpa pengenceran.
e.     Reagensia
a.       Reagen kerja
b.      Reagen Standar
f.      Alat
1.      Tabung reaksi ukuran kecil
2.      Rak tabung
3.      Klinipet
4.      Spektrofotometer
5.      Kapas 
g.     Prosedur kerja
1.      Persiapan alat dan bahan yang digunakan.
2.      Program    : 6 (C-S-BR)
Standar                                        : 200
Panjang gelombang                     : 546 nm
TEM                                            : off
Volume                                       : 800 µl
Dely                                            : 4 s
Maks unit                                    : 1000
Unit                                             : mg/dl


BR
Standar
Sampel
Reagen
1000
1000
1000
Standar
-
20
-
Sampel
-
-
20
3.    Dicampur, diikubasi selama 10 menit.
4.    Dibaca dengan menggunakan spektrofotometer dengan 5010
·       Zero isap aquades
·       RB diisap RB
·       Standar diisap standar
·       Sampel diisap sampel
h.         Nilai Normal             : 80 mg/dl

8.        Ureum

a.         Metode
Enzimatye Colorimetri
b.         Prinsip
Urea dihidrolisa dengan adanya air dan urease membentuk amonia dan karbondioksidasida. Pada metode modifikasi berthelot ini, ion ammonia bereaksi dengan hipichlorit dan salicilate membentuk zatwarna hijau. Peningkatan Hbs pada 578 nm proporsional dengan konsentasi urea dalam sampel.
c.         Bahan pemeriksaan
Serum, plasma heparin atau EDTA
d.        Persiapan Reagen
Reagen kerja : 100 ml R1 + 1ml R3, stabil selama 4 minggu   pada suhu 2-80C.
e.         Reagensi
1.      Reagen kerja
2.      Reagen standar
f.          Alat               :
1.      Tabung reaksi ukuran kecil
2.      Rak tabung
3.      Klinipet
4.      Spektrometer tipe 5010
5.      Kapas 
g.      Prosedur kerja
1.      Disiapkan alat dan bahan yang digunakan.
2.      Program                             : 8 (C-S-BR)
Standar                                        : 80                                     
Panjang gelombang                     : 578 nm
TEM                                            : off
Volume                                       : 800 µl
Dely                                            : 4 s
Maks unit                                    : 200
Unit                                             : mg/dl



Blangko
Standar
Sampel
Blangko
500
500
500
Standar
-
50
-
Sampel
-
-
50
 
3.     Dicampur, diikubasi selama 5 menit
R2
500
500
500

4.    Dibaca dengan menggunakan spektrofotometer dengan 5010
·             Zero isap aquades
·             RB diisap RB
·             Standar diisap standar
·             Sampel diisap sampel 
h.         Nilai Normal         : 10 – 50 mg/dl

E.     IMUNOLOGI DAN SEROLOGI

1.        Pemeriksaan Golongan Darah
a.          Metode              :  Slide Test / A,B,O
b.          Prinsip
Antigen A, AB, B, O serta rhesus ( anti D ), akan berikat dengan antibodi dalam sampel atau darah sehingga terjadi aglutinasi. 
c.          Alat :
1.     Objek  glass
2.     Lancet/ spoit
d.         Bahan        :  Darah Kapiler/ Vena
e.          Reagen      :      
1.   Antisera A
2.   Antisera B
3.   Antisera C
f.           Cara Kerja
1.      Disiapkan Alat dan bahan yang akan digunakan.
2.      Diambil darah kapiler/vena, lalu ditetakkan diatas objek glass sebanyak 1 tetes.
3.      Diambil antisera A, lalu diletakkan pada darah tersebut.
4.      Diambil darah,lalu diteteskan diatas objek gelas, kemudian ditambahkan dengan antisera B masing-masing sebanyak 1 tetes.
5.      Diambil darah , lalu diteteskan diatas objek glass, kemudian ditambahkan dengan antisera AB masing-masing sebanyak 1 tetes.
6.      Dihomogenkan dan diamati terjadi aglutinasi/gumpalan pada masing-masing.slide.
g.          Pelaporan
1.      Jika darah ditambahkan dengan antisera A terjadi aglutinasi, maka golongan darahnya adalah “Golongan darah A”.
2.      Jika darah ditambahkan dengan antisera B terjadi aglutinasi, maka golongan darahnya adalah “Golongan darah B”.
3.      Jika darah ditambahkan dengan antisera AB terjadi aglutinasi, maka golongan darahnya adalah  “Golongan darah AB”.
4.      Jika darah ditambhkan dengan antusera A,B,AB tidak terjadi aglutinasi, maka golongan darah adalah “Golongan darah O”
Antisera A

Antisera
B
Antisera
AB
Antisera
A
+
-
+
A
-
+
+
B
+
+
+
AB
-
-
-
O




2.        Pemeriksaan Tipoid / Widal
a.        Metode                     :  Widal slide test 
b.       Prinsip
Antibodi ( Ab ) pada serum berikatan dengan antigen (Ag) pada lateks membentuk suatu ikatan yang ditandai dengan terbentuknya aglutinasi.

c.        Alat
1.       Slide Widal
2.       Pipet tetes 
d.       Bahan             :  Serum
e.       Reagen            :  Reagen typoid ( Reagen O,H,AH,OH )
f.        Cara Kerja
1.      Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2.      Diambil serum sebanyak 1 tetes lalu diletakkan diatas slide typoid sesuai dengan kode reagen yang ada pada slide tersebut.
3.      Ditambahkan masing-masing 1 tetes reagen typoid pada     serum sesuai kode reagen yang terdapat pada slide tersebut.
4.      Dihomogenkan atau diputar dengan menggunakan rotomis
5.      Diamati terbentuknya aglutinasi
g.       Pelaporan
Apabila terjadi aglutinasi pada slide, maka tes dinyatakan positif Untuk menentukan kadar maka diadakan perkiraan pada aglutinasi tersebut, hal ini didasarkan pada ukuran jumlah aglutinasi (…1/80,1/160.1/320,1/640,1/1280,….)



3.        Pemeriksaan Narkoba

a.       Metode    :  Imonocromatography Rapid tes
b.       Prinsip
Berdasarkan reaksi imonocromatography akan terbentuk 1 garis merah apabila dalam sampel terdapat metam vitamin 
c.       Alat             :  Tes drices / Strip
d.        Bahan          :   Urine 

e.       Cara kerja
1.    Dicelupkan alat strip pada sampel urine sampai pada tanda yang telah ditentukan
2.    Dibiarkan selama 5 menit.
3.    Diamati garis yang terbentuk  
f.    Pelaporan    
Negatif        :  Terbentuk 2 garis merah pada T dan C
Positif          :  Terbentuk 1 garis ( pad tes)

4.        Pemeriksaan HBSAg

a.     Metode          :           Imonocromatography Rapid tes
b.    Prinsip
Berdasarkan reaksi imonocromatography akan terbentuk 2 garis merah apabila dalam sampel tedapat hepatitis B.
c.         Alat                :  Peance tes / Strip
d.        Bahan             :  Serum
e.         Cara kerja
1.      Diteteskan sampel serum pada alat strip (pada bagian sampel).
2.      Dibiarkan selama 5 menit.
3.      Diamati garis yang terbentuk.
f.          Pelaporan
Negatif              : Terbentuk 1 garis merah (pada control)
Positif                : Terbentuk 2 garis, bagian T dan C

5.        Planotes

a.          Metode        : Imonocromatography Rapia tes

b.         Prinsip
Berdasarkan reaksi Imonocromatography akan terbentuk 2 garis merah apabila dalam sampel terdapat hormone HCG.
c.          Alat             : Peance tes / Strip
d.         Bahan          : Urine
e.          Cara Kerja
1.      Diteteskan sampel urine pada alat strip (pada bagian sampel).
2.      Dibiarkan selama 5 menit.
3.      Diamati garis yang terbentuk.
f.          Pelaporan
Negatif              : Terbentuk 1 garis merah ( pada kontrol ).
Positif                :  Terbentuk 2 garis (pada bagian tes dan control).

F.        URINE

1.        Urine Lengkap
a.         Metode           : imonocromatography Rahid tes
b.         Prinsip
Berdasarkan reaksi imonocromatography akan terjadi perubahan warna apabila dalam sampel benda asing.
c.         Alat                : Strip/ combo   
d.        Bahan             : Urine
e.         Cara kerja
1.      Dicelupkan atau disiramkan sampel urine pada strip
2.      Disiram selam 5 menit
3.      Diamati terjadinya perubahan warna.

f.          Pelaporan
Negatif           : Tidak terjadi perubahan warna
Positif             :  Terjadi perubahan warna

2.               Sedimen Urine

a.         Prinsip
Berat jenis unsur-unsur sedimen organik dan non organik lebih besar jenis urine sehingga dengan sentrifugasi maka zat-zat tersebut akan mengendap.
b.         Alat
1.        Sentrifus
2.        Mikroskop
3.        Objek glass
c.         Bahan        : Urine
d.        Cara kerja
1.        Diisapkan alat dan bahan yang digunakan.
2.        Dikocok urine terlebih dahulu sebelum dimasukkan dalam tabung sentrifuge.
3.        Dimasukkan urine kedalam tabung sentrifuge,lalu diputar dengan kecepatan tinggi selama 5 menit.
4.        Didiamkan sejenak sebelum diperiksa sedimennya.
5.        Dituang cairan bagian atas sehingga volume dari cairan dan sedimen menjadi sedikit.
6.        Dikocok atau dicampur terlebih dahulu sebelum sedimen diperksa.
7.        Dituangkan sedimen tersebut diaatas objek glass,lalu diamati dibawa mikroskop dengan pembesaran 40x.
e.         Pelaporan
1.         Jumlah rata-rata lekosit dan erosit dilaporkan perlapangan pandang besar (LPB)
Erosit       : 0-1 Buah/LPB (normal)
Lekosit    : 0-3 Buah/LPB (normal)
2.  Untuk lain-lain unsur sedimen dilaporkan rata-rata perlapangan pandang kecil (LPK) dengan :
+              :  Bila jumlahnya sedikit
++            :  Bila jumlahnya banyak
+++          :  Bila jumlahnya banyak sekali
f.          Kristal yang sering ditemukan dalam urine
1.           Kalsium Oxalat
2.           Tripelphospat
3.           Zur Acide
4.           Kalsium karbonat
5.           Granula halus dan kasar
6.           Amor urat

G.    PEMERIKSAAN SPUTUM BTA

a.         Prinsip
Basil tahan asam akan memberikan warna merah pada pewarnaan Ziehl Neelse atau Kinyoun Gabbett.
b.        Metode     : Ziehl Neelse
c.         Alat         :
1.    Objek glass
2.    Lampu spritus
3.    Rak pewarnaan
4.    Rak pengering
5.    Ose
d.    Bahan                    : Dahak
e.    Reagen
1.         Larutan Carbol Fuchsin        0,3 %
2.         Larutan Asam Alkohol         3,0 %
3.         Larutan Methyen blue          0,3 % 
f.   Cara kerja
1.         Diletakkan bahan yang telah diambil pada kaca objek sebanyak 1 mata ose, kemudian diratakan sehingga membentuk lingkaran dengan garis tengah ± 1 cm.
2.         Dikeringkan diudara
3.         Difiksasi dengan cara melelukan atau melewatkan dengan cepat diatas lidah api sebanyak 3 kali.
4.         Sediaan diletakkan diatas rak pewarna.
5.         Diwarnai dengan larutan carbol Fuchsin sampai menutupi seluruh sediaan.
6.         Didiamkan selama 7 menit, lalu dipanaskan sampai menguap.
7.         Dibilas dengan air menguap.
8.         Diberi asam alkohol sampai warna merah hilang, lalu dibilas dengan air mengalir.
9.         Diwarnai dengan larutan methylen blue selama 8 detik lalu dibilas dengan air mengalir.
10.     Dikeringkan diatas rak pengering, sediaan dibiarkan sampai kering.
11.     Dibaca dibawah mikroskop dengan pembesaran 1000 (100 x 10)
g.   Pelaporan
-           :  Tidak ditemakan BTA dalam 100 lapangan pandang.
1+        :  Ditemukan 1 – 10 BTA dalam 100 lapangan pandang.
2+        :  Ditemukan 1 – 10 BTA dalam 10 lapangan pandang
     3+        :  Ditemukan 1 – 10 BTA dalam rata-rata 1 lapangan pandang.
                    4+        :  Ditemukan 10 – 100 BTA dalam rata – rata 1 lapangan    pandang
                    5+        :  Ditemukan 100 – 100 BTA dala rata – rata 1 lapangan pandang.
                    6+        :  Ditemukan lebih 1000 dalam rata – rata 1 lapangan pandang.    

H.    PEMERIKSAAN TELUR CACING

a.         Prinsip
Dengan penambahan zat enzimatau lugol maka mikro organisme dan unsur – unsur lain dalam tinja akan tampak jelas.  
b.        Alat
1.      Batang lidi
2.      Dek glass
3.      Objek glass
4.      Mikroskop
5.      Pipet tetes
c.         Bahan       :  Tinja                                                  
d.        Reagen     :  Eosin 
e.         Cara Kerja
1.         Diambil satu tetes eosin, lalu diletakkan diatas objek glass
2.         Diambil tinja dengan menggunakan lidi, lalu diletakkan diatas objek glass tepatnya berdekatan dengan eosin.
3.         Kemudian dihomogenkan.
4.         Ditutupi dengan menggunakan deg glass, lalu diperiksa dibawa mikroskop dengan pembesaran 10x kemudian 40x 
f.         Pelaporan
1.         Mikroskopik
a.         Telur cacing
b.        Amuba
c.         Larva
d.        Eritrosit
e.         Lekosit
f.         Lemak
g.        Sisa makanan    
2.         Makroskopik    
a.         Warna
b.        Bau
c.         Konsisitensi
d.        Darah
e.         Lendir
f.         Cacing dewasa

I.       PEMERIKSAAN DDR / MALARIA

a.         Prinsip 
Memisahkan hemoglobin dalam sel darah merah sehingga adanya parasit didalam sel darah merah dapat dilihat. 
b.        Alat
1.     Mikroskop
2.     Objek glass
3.     Rak Pewarna
4.     Rak pengering 
c.         Bahan       : Darah kapiler/vena  
d.        Reagen
1.             Larutan Giemsa ( 3 tetes – 1 cc aquades )
2.             Oil Emersi 
e.         Cara kerja
1.             Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2.             Dibuat preparat ( sediaan darah tebal ) pada objek glass
3.             Dikeringkan diudara
4.    Diwarnai dengan giemsa ( 3 tetes 1 cc aquades ) selam 8    menit.
5. Dibilas dengan air mengalir
6. Dikeringkan diudara
7. Dibaca dibawa mikroskop dengan pembesaran 100x  
f.         Pelaporan
Positif       :  Apabila ditemukan parasit.
Negatif     :  Apabila. tidak ditemukan parasit


BAB I
PENUTUP 

A.   KESIMPULAN
Dari hasil praktek laporan laboratorium klinik maka dapat disimpulkan bahwa:
1.      Penggunaan alat - alat laboratorium harus dapat dikuasai oleh    seorang analis kesehatan baik alat canggih maupun alat manual.
2.      Pada pemeriksaan laboratorium khususnya pemeriksaan darah rutin, RSUD Raha masih menggunakan alat manual.
3.      Dalam melakukan pemeriksaan laboratorium faktor yang paling mendukung adalah keberanian dan keterampilan.

B.       SARAN

 Berdasarkan kesimpulan diatas, maka kami menyamarkan :
1.   Setiap Mahasiswa analis kesehatan harus mempunyai keterampilan dan menguasai cara kerja alat-alat laboratorium baik manual maupun elektrik.
2.   Harus senantiasa latihan dalam melakukan pemeriksaan laboratorium.








FOTO-FOTO ALAT LABORATORIUM
    















  










 























































Cara menggunakan atau menyalakan spektrofotometer

1.             Tekan tombol on /off , akan muncul Robert riele photometer 5010
2.             Method No. masukan apa yang harus di periksa ( No yang telah diprogram)
3.             GDS 20 misalnya, enter muncul glukosa, enter muncul penggunaan No, enter muncul temparatur , enter muncul lampu standar, enter ukur blanko, zero tuding / isap blanko
4.             Ukur blanko reagen, ulur sampel.
5.             Break untuk berpindah program, wash dibilas 2-3 kali lalu diamkan.























Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mari belajar bersama